Ubiquitous Computing
Ubiquitous Computing
Ubiquitous Computing (disingkat Ubicomp), atau dalam bahasa Indonesia disebut komputasi merata atau komputasi di mana-mana, adalah konsep di mana teknologi komputer dan perangkat komputasi tertanam secara tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari dan tersebar di berbagai objek di sekitar kita, sehingga pengguna tidak lagi menyadari kehadiran komputer secara eksplisit.
Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Mark Weiser, seorang peneliti dari Xerox PARC pada tahun 1991. Ia menggambarkan masa depan di mana komputer menjadi tak terlihat karena begitu terintegrasi dan alami dalam lingkungan kita
Karakteristik Ubiquitous Computing
Invisibility (Ketidakterlihatan)
Teknologi bekerja di latar belakang tanpa mengganggu pengguna. Pengguna tidak merasa sedang menggunakan komputer.Context-awareness (Kesadaran Konteks)
Sistem dapat memahami konteks pengguna seperti lokasi, waktu, aktivitas, dan lingkungan sekitar.Connectivity (Konektivitas)
Perangkat saling terhubung melalui jaringan, baik lokal maupun internet.Decentralization (Desentralisasi)
Tidak hanya satu komputer pusat; pemrosesan tersebar ke berbagai perangkat.Proaktif dan Responsif
Sistem mampu bertindak tanpa perintah langsung, berdasarkan data atau kebiasaan pengguna.
Manfaat Ubiquitous Computing
Meningkatkan kenyamanan dan efisiensi dalam kehidupan sehari-hari.
Otomatisasi proses (seperti rumah pintar, transportasi cerdas).
Mendukung pengambilan keputusan melalui data real-time.
Mengurangi kebutuhan interaksi langsung dengan teknologi.
Contoh Penerapan Ubiquitous Computing
1. Smart Home (Rumah Pintar)
Perangkat seperti termostat pintar (contoh: Nest), lampu otomatis, kamera keamanan, dan asisten suara (Alexa, Google Assistant) bekerja bersama untuk membuat rumah lebih nyaman dan aman.
Contoh: Ketika seseorang memasuki rumah, lampu otomatis menyala, suhu ruangan disesuaikan, dan musik favorit mulai diputar—semua tanpa interaksi manual.
2. Smart Wearables (Perangkat yang Dipakai)
Jam tangan pintar (smartwatch), gelang kebugaran (fitness band), atau kacamata pintar (seperti Google Glass) memantau detak jantung, aktivitas, dan kesehatan pengguna.
Contoh: Jam tangan pintar memperingatkan pengguna jika detak jantung tidak normal dan otomatis menghubungi layanan medis.
3. Sistem Transportasi Cerdas
Sensor dan perangkat GPS di kendaraan serta lampu lalu lintas yang dikontrol AI bisa mengatur arus lalu lintas dan menghindari kemacetan.
Contoh: Mobil otonom yang berkomunikasi dengan kendaraan lain dan infrastruktur jalan.
4. Smart Office (Kantor Pintar)
Sensor suhu, pencahayaan, dan kehadiran yang menyesuaikan kondisi kantor secara otomatis untuk meningkatkan kenyamanan kerja.
5. Retail & Perdagangan
Toko seperti Amazon Go menggunakan sensor dan pengenalan wajah untuk memungkinkan pelanggan berbelanja tanpa kasir.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Ubiquitous_computing
https://www.techtarget.com/iotagenda/definition/pervasive-computing-ubiquitous-computing
https://graphics.stanford.edu/courses/cs428-03-spring/Papers/readings/General/Weiser_Ubi_CACM93.htm
0 Response to "Ubiquitous Computing"
Posting Komentar